Binahongmemiliki nama latin Bassela rubra linn dan termasuk dalam keluarga Basellaceae. Dalam bahasa Inggris tanaman ini disebut Heartleaf maderavine madevine, sedangkan orang Cina menamainya dengan sebutan Deng san chi.

103. لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ وَهُوَ يُدْرِكُ ٱلْأَبْصَٰرَ ۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa yudrikul-abṣār, wa huwal-laṭīful-khabīr 103. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Tafsir Pada ayat ini menggunakan kata الإِدْرَاكُ, yang artinya mencapai atau meliputi secara keseluruhan. Kaum Muktazilah menjadikan ayat ini sebagai dalil bahwa Allah ﷻ tidak dapat dilihat, baik di dunia maupun di Akhirat. Mereka memaknai الإِدْرَاكُ dengan melihat’, sehingga makna ayat adalah bahwa Allah tidak bisa dilihat dengan penglihatan mata. Pendapat ini dibantah oleh para ulama dari kalangan Ahlusunah maupun Asya’irah, meskipun Asya’irah sedikit berbeda dengan Ahlusunah dalam masalah ini. Di antara bantahan terhadap muktazilah dalam masalah ini adalah sebagai berikut Pertama Secara bahasa, makna الإِدْرَاكُ adalah الإِحَاطَةُ meliputi secara keseluruhan, bukan الرُّؤيَة melihat. Di antara dalilnya adalah firman Allah ﷻ, ﴿فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَىٰ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ﴾ “Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. QS. Ash Shu’ara 61 Di sini kata الإِدْرَاكُ tidak dimaknai dengan melihat, akan tetapi dengan tersusul terkepung/terliputi. Tidak tepat jika الإِدْرَاكُ pada ayat ini dimaknai dengan melihat, karena kedua golongan itu memang sudah saling melihat sebelumnya. Kedua Kelanjutan ayat 103 dari surah Al-An’am ini, yaitu ﴿وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَۖ ﴾ “… sedang Dia dapat meliputi seluruh penglihatan ...” Sungguh tidak tepat apabila الإِدْرَاكُ pada ayat di atas dimaknai dengan penglihatan, sehingga maknanya “Sedang Dia dapat melihat seluruh penglihatan”, karena penglihatan adalah sesuatu yang abstrak. Makna yang tepat dari الإِدْرَاكُ pada ayat di atas adalah meliputi, yakni meliputi seluruh penglihatan secara mutlak nan sempurna. Ketiga Ayat ini ditujukan untuk memuji Allah ﷻ, sedangkan tidak dapat terlihatnya sesuatu bukanlah merupakan suatu pujian. Allah ﷻ tidak sedang memuji diri-Nya karena tidak dapat terlihat. Akan tetapi Allah ﷻ hendak memuji diri-Nya, lantaran meskipun Dia ﷻ dapat terlihat, namun tiada suatu penglihatan pun yang dapat meliputiNya secara keseluruhan. Sebagaimana Allah ﷻ dapat diketahui, namun tiada satu pengetahuan atau akal pun yang dapat meliputi dan mengetahui segala sesuatu tentang Allah ﷻ. Oleh karenanya Allah ﷻ berfirman, ﴿يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا﴾ “Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.” QS. Ta Ha110. Allah ﷻ juga dapat dipuji, namun tiada apa pun yang mampu memujiNya secara sempurna. Nabi Muhammad ﷺ pernah berdoa, لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ “Aku tidak bisa menyebut semua pujian untuk-Mu. Sungguh Engkau sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”[1] Di akhir ayat, Allah ﷻ menyebut salah satu asma-Nya, yaitu Al-Lathif, yakni Mahahalus. Terdapat dua penafsiran di kalangan ulama terkait makna Al-Lathif. Pertama, yakni bahwa Allah ﷻ Maha mengetahui segala sesuatu yang halus/pelik. Kedua, yakni Allah ﷻ menyampaikan kebaikan kepada para makhluk dengan cara yang halus, tanpa disadari oleh mereka. Sebagaimana disebutkan dalam kisah Nabi Yusuf Alahissalam, ketika Allah ﷻ menyampaikan kenikmatan kepada beliau Alahissalam secara halus, di sela-sela berbagai ujian yang menerpa beliau Alahissalam. beliau Alahissalam pun menyadari sifat Allah ﷻ yang luar biasa nan sempurna ini, sehingga beliau Alahissalam berkata, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, ﴿وَقَالَ يَاأَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِن قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّاۖ وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُم مِّنَ الْبَدْوِ مِن بَعْدِ أَن نَّزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِيۚ إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِّمَا يَشَاءُۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ﴾ “Yusuf pun berkata, “Wahai ayahku inilah takbir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan hubungan antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. Yusuf 100 Sedangkan makna asma-Nya, Al-Khabir, adalah Maha mengetahui secara detail. Dapat dikatakan bahwa secara makna, Al-Khabir tidak jauh berbeda dengan Al-Lathif pada maka al-Lathif yang pertama. ________________ Footnote [1] HR. Muslim No. 486
\npengasihan surat al an am ayat 103

DonasiSurat Al-An'am Ayat 103 لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini! Embed >

لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ الانعام ١٠٣Untuk lebih menguatkan uraian sifat-sifat Allah seperti yang disebut sebelumnya, Allah lalu menyatakan bahwa Dia tidak dapat dicapai dalam bentuk apa pun oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat menjangkau dan melihat dengan sejelas-jelasnya segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus sehingga tidak dapat dilihat oleh makhluk, lagi Mahateliti sehingga dapat melihat segala sesuatu.Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata artinya engkau tidak akan dapat melihat-Nya sebab hal ini hanya khusus untuk kaum mukminin kelak di akhirat sebagaimana yang diungkapkan dalam firman-Nya surah Al-Qiyamah ayat 22-23 yaitu, "Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat." Dijelaskan pula dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yaitu, "Sesungguhnya kamu itu akan melihat Tuhanmu kelak di akhirat sebagaimana kamu melihat bulan pada malam purnama." Ada penafsiran lain yang mengatakan, bahwa yang dimaksud ialah bahwa pandangan mata itu tidak akan dapat meliputi-Nya sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan yakni Dia dapat melihatnya sedangkan apa-apa yang terlihat itu tidak dapat melihat-Nya; dan tiada selain-Nya mempunyai sifat ini dan Dialah Yang Maha Lembut terhadap kekasih-kekasih-Nya lagi Maha Waspada terhadap Allah Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan dengan makna ayat ini, ada beberapa pendapat di kalangan para imam dari kalangan ulama pendapat pertama, Allah tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata di dunia, sekalipun nanti di akhirat dapat dilihat. Demikianlah menurut apa yang disebutkan oleh banyak hadis mutawatir dari Rasulullah Saw. melalui berbagai jalur periwayatan yang telah ditetapkan di dalam kitab-kitab Sahih, kitab-kitab Musnad, dan kitab-kitab dengan hal ini Masruq telah meriwayatkan dari Siti Aisyah yang mengatakan, "Barang siapa yang menduga bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, sesungguhnya ia telah berdusta." Menurut riwayat lain 'melihat Allah', karena sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Al An'am103Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim, melalui hadis Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari Abud Duha, dari Masruq. Hadis ini telah diriwayatkan pula oleh bukan hanya seorang, dari Masruq. Telah ditetapkan pula di dalam kitab Sahih dan kitab-kitab lainnya, dari Siti Aisyah melalui berbagai jalur periwayatan. Tetapi Ibnu Abbas berpendapat berbeda, menurut riwayat yang bersumberkan darinya, penglihatan ini bersifat mutlak yakni di dunia dan akhirat. Menurut suatu riwayat yang bersumberkan darinya, Nabi Saw. pernah melihat Tuhannya dengan pandangan kalbunya sebanyak dua kali. Masalah ini disebutkan di dalam permulaan tafsir surat An-Najm, Insya Abu Hatim menuturkan bahwa Muhammad ibnu Muslim pernah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ibrahim Ad-Dauraqi, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Mu'in, ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar Isma'il ibnu Ulayyah mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Al-An?am 103 Hal ini di dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa makna firman-Nya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Al-An?am 103 Yakni semua penglihatan mata. Hal ini telah di-takhsis oleh hadis yang menyatakan bahwa orang-orang mukmin kelak di akhirat dapat melihat lain —yaitu dari kalangan Mu'tazilah— mengatakan sesuai dengan pemahaman mereka terhadap makna ayat ini, yaitu bahwa Allah tidak dapat dilihat, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian, mereka berpendapat berbeda dengan ahli sunnah wal jama'ah dalam masalah ini karena ketidakmengertian mereka kepada apa yang ditunjukkan oleh Kitabullah dan sunnah Rasulullah. Adapun dalil dari Al-Qur’an ialah firman Allah Swt.Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri, kepada Tuhannyalah mereka melihat. Al Qiyaamah22-23Allah Swt. telah berfirman pula, menceritakan perihal orang-orang kafirSekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari melihat Tuhan mereka. 8315Imam Syafii mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa orang-orang mukmin tidak terhalang untuk melihat Tuhan mereka Yang Mahasuci lagi Mahatinggi. Adapun mengenai dalil dari sunnah, maka banyak hadis mutawatir diriwayatkan dari Abu Sa'id, Abu Hurairah, Anas, Juraij, Suhaib, Bilal, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan sahabat, dari Nabi Saw., semuanya menyebutkan bahwa orang-orang mukmin kelak di akhirat dapat melihat Allah di 'Arasat halaman-halaman surga dan di taman-taman surga. Semoga Allah menjadikan kita dari golongan mereka berkat karunia dan kemuliaan­Nya, pendapat lain sehubungan dengan makna firman-Nya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Al An'am103 Yakni oleh rasio akal. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim, dari Ali ibnul Husain, dari Al-Fallas, dari Ibnu Mahdi, dari Abul Husain Yahya ibnul Husain qari' ahli Mekah, bahwa dia telah mengatakan hal tersebut. Tetapi pendapat ini garib sekali, dan berbeda dengan makna lahiriah ayat. Seakan-akan dia berpandangan bahwa lafaz idrak di sini bermakna lain mengatakan bahwa tidak ada pertentangan antara ketetapan melihat dan pe-nafi'-an idrak dan yang lebih khusus daripada ru-yah melihat, karena sesungguhnya pengertian idrak mencapai tidak memastikan adanya pe-nafi-an hal yang lebih khusus dengan pe-nafi-an yang lebih mereka berselisih pendapat mengenai pengertian pencapaian yang ditiadakan yang di-nafi-kan, yakni bagaimana hakikatnya? Menurut suatu pendapat, yang di-nafi-kan adalah mengetahui hakikat-Nya, karena sesungguhnya tidak ada yang mengetahui-Nya selain Dia sendiri, sekalipun orang-orang mukmin dapat melihat-Nya. Perihalnya sama dengan orang yang melihat rembulan, sesungguhnya dia tidak dapat mengetahui hakikat, keadaan, dan materinya. Maka Tuhan Yang Mahabesar lebih utama daripada hal tersebut, dan hanya Dialah Yang memiliki perumpamaan Yang Maha­ Ulayyah mengatakan bahwa pengertian tersebut yakni mustahil mengetahui hakikat Allah hanya terjadi di dunia. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu lainnya lagi mengatakan bahwa makna pengetahuan atau idrak lebih khusus daripada ru-yah penglihatan, makna idrak sama dengan meliputi. Mereka mengatakan bahwa tidak adanya peliputan bukan berarti memastikan tidak adanya penglihatan, sebagaimana tidak adanya ilmu yang meliputi bukan berarti memastikan tidak adanya ilmu. Firman Allah sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi-Nya. Thaahaa110 Di dalam sebuah hadis sahih Muslim disebutkanSaya tidak dapat meliputi pujian kepada-Mu, pujian-Mu hanyalah seperti apa yang Engkau pujikan terhadap ini tidaklah memastikan tidak adanya pujian kepada Dia. Maka demikian pula dalam masalah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Al An'am103 Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna ayat ialah penglihatan seseorang tidak dapat meliputi Kerajaan Allah.Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Hammad ibnu Talhah Al-Qannad, telah menceritakan kepada kami Asbat, dari Sammak, dari Ikrimah, bahwa pernah ditanyakan kepadanya mengenai makna firman Allah Swt. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Al An'am103 Ikrimah berkata, "Tidakkah engkau melihat langit?" Si penanya menjawab, "Ya, tentu saja melihat." Ikrimah berkata, "Apakah semuanya dapat terlihat?"Sa'id ibnu Arubah telah meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Al An'am103 Bahwa Dia Mahabesar dari kemampuan penglihatan mata untuk dapat Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sa'd ibnu Abdullah ibnu Abdul Hakam, telah menceritakan kepada kami Khalid ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Abu Urfujah, dari Atiyyah Al-Aufi sehubungan dengan makna firman-Nya Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri, kepada Tuhannyalah mereka melihat. Al Qiyaamah22-23 Atiyyah mengatakan bahwa mereka melihat Allah, tetapi pandangan mereka tidak dapat meliputi-Nya karena Kebesaran-Nya, sedangkan pandangan Allah meliputi mereka semuanya. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang lainnya lagi mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini dengan mengetengahkan apa yang diriwayatkan oleh Imam Turmuzi di dalam kitab Jami-nya, Ibnu Abu Asim di dalam kitab Sunnah-nya, Ibnu Abu Hatim di dalam kitab Tafsir-nya, Ibnu Murdawaih di dalam kitab Tafsir-nya, dan Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya melalui hadis Al-Hakam ibnu Aban yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ikrimah berkata, "Aku pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan, 'Muhammad pernah melihat Tuhannya Yang Mahasuci lagi Mahatinggi.' Maka aku berkata, 'Bukankah Allah telah berfirman Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Al An'am103?' Ibnu Abbas berkata kepadaku, 'Semoga engkau tidak beribu yakni celakalah kamu. Yang demikian itu adalah nur-Nya yang juga merupakan nur-Nya. Apabila Allah menampakkan nur-Nya, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat melihat-Nya'." Menurut riwayat lain, tidak ada sesuatu pun yang dapat tegak karena-Nya. Imam Hakim mengatakan bahwa asar ini sahih dengan syarat Syaikhain Bukhari dan Muslim, tetapi keduanya tidak Allah tidak pernah tidur, dan tidak layak bagi-Nya tidur, Dia merendahkan timbangan amal dan meninggikannya. Dilaporkan kepada-Nya amal perbuatan siang hari sebelum malam tiba, dan amal malam hari sebelum siang hari tiba. Hijab penghalang-Nya adalah nur atau api, seandainya Dia membuka hijab~Nya, niscaya kesucian Zat-Nya akan membakar semua makhluk-Nya sepanjang dalam kitab-kitab terdahulu disebutkan bahwa sesungguhnya Allah berfirman kepada Musa ketika Musa memohon agar dapat melihat-Nya, "Hai Musa, sesungguhnya tidak ada makhluk hidup pun yang melihat­Ku melainkan pasti mati, dan tidak ada benda mati pun yang Aku menampakkan diri-Ku kepadanya melainkan pasti hancur lebur." Dan Allah Swt. telah berfirmanTatkala Tuhannya tampak bagi gunung itu, kejadian itu membuat gunung itu hancur lebur dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, "Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau, dan aku orang yang pertama-tama beriman.” Al A'raf143Yang di-nafi-kan ditiadakan oleh asar ini adalah idrak secara khusus, tetapi bukan berarti me-nafi-kan dapat melihat-Nya kelak di hari kiamat, kelak di hari kiamat Allah menampakkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin menurut apa yang dikehendaki-Nya. Adapun mengenai keagungan dan kebesaran-Nya, sesuai dengan Zat-Nya Yang Mahatinggi lagi Mahasuci serta Mahabersih, tidak dapat dicapai oleh pandangan mata. Karena itulah Ummul Mu’minin Siti Aisyah menetapkan adanya penglihatan dapat melihat Allah di akhirat dan me-nafi-kan meniadakannya di dunia. Siti Aisyah mengatakan demikian dengan berdalilkan firman-Nya yang mengatakanDia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang yang di-nafi-kan oleh Siti Aisyah ialah pencapaian yang dengan kata lain melihat kebesaran dan keagungan Allah sesuai dengan keadaan Zat-Nya, karena sesungguhnya hal tersebut tidak mungkin bagi manusia, tidak mungkin bagi para malaikat, tidak mungkin pula bagi makhluk lainnya....sedangkan Dia dapat melihat segala yang Dia meliputi semuanya dan mengetahui seluk-beluknya, karena sesungguhnya semuanya itu adalah makhluk-Nya, seperti yang disebutkan di dalam ayat lainApakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui yang kalian lahirkan dan rahasiakan, dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui? Al Mulk14Adakalanya pengertian absar diungkapkan menunjukkan makna orang-orang yang melihat, seperti yang dikatakan oleh As-Saddi dalam takwil firman-NyaDia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang tiada sesuatu pun yang dapat melihat-Nya, sedangkan Dia melihat semua Aliyah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nyadan Dialah Yang Mahahalus lagi Maha Mahahalus untuk mengeluarkannya lagi Maha Mengetahui tentang tempatnya, Wallahu A lam. Takwil ini sama pengertiannya dengan nasihat Luqman terhadap anaknya, seperti yang disitir oleh firman Allah Swt. berikutLuqman berkata, "Hai anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya membalasnya. Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” Luqman16Dia tidak dapat dilihat oleh mata, tetapi Dia mengetahui partikel-partikel kecil mata, dan selain mata. Dia Mahalembut, maka tak ada sesuatu pun yang luput dari pandangan-Nya. Dia Mahatahu, maka tak ada sesuatu yang tidak diketahui-Nya. · Cerita dari Sabah SEHARIAN BERSAMA YB DAREL ( juga YB Terrence) mistik (11) Nyanyuk (29) Pelajaran (103) Pelik/Anih (174) Pemimpin (2786 Piwis Tester 3 Software Maka seseorang wajib mengetahui makna mistik surat al-Fatihah. ADAÇAYI "Sage" . dan pelbagai fakta ghaib mistik 00 wib Dalam cerpen Kecubung Pengasihan (1968

SuratYūsuf (Joseph) - سورة يوسف. Alif, Lam, Ra. These are the verses of the clear Book. Indeed, We have sent it down as an Arabic Qur'an that you might understand. We relate to you, [O Muhammad], the best of stories in what We have revealed to you of this Qur'an although you were, before it, among the unaware.

1)- LAA TUDRIKUHUL ABSHOORU WAHUWA YUDRIKUL ABSHOORO WAHUWAL LATHIIFUL KHOBIIR. 100 X (Surat Al An’am ayat 103). (2)- FAKASYAFNAA ‘ANGKA GHITHOO-AKA FABASHORUKAL YAUMA HADIID. 100 X Dan tengah malamnya setelah solat sunnah hajat 2 rokaat baca ayat ke 1 di atas sebanyak 21 x dan ayat ke 2 di atas sebanyak
Pengasihansurat al an'am ayat 103. Usahakan agar ibunda kita juga . Jelajahi koleksi gambar, foto, dan wallpaper kami yang sangat luar biasa. Amyotrophic lateral sclerosis, or als, is a disease that attacks the nerve cells in your brain an. Learn how to find al anon meetings near you. Wahuwal lathiiful khabiir ayat 103 surah al an'am.
Wahuwallathiiful khabiir ayat 103 surah al an'am. Learn more about how to help someone with the condition also called lou gehrig's disease. Ia diamalkan untuk ebahagian keluarga. Amalan latihlah untuk pengasih an cara, amalan latud rikuhul absoru wahua yudrikal, . Learn how to find al anon meetings near you. Read surah anam ayat 103 (6:103 Doapengasihan dengan surat Al-fatihah. Rasulullah SAW. Bersabda : «Barangsiapa yang membaca empat ayat dari awal surat Al-Baqarah, dan ayat Kursi serta dua ayat sesudahnya, dan tiga ayat dari akhir surat, ia tidak akan melihat pada diri dan hartanya sesuatu yang tidak diinginkan, tidak didekati oleh setan, dan tidak melupa-kan Al-Qur’an EDIJUNAEDI www.ramacinta.com@ kisah bermanfaat. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, “Rasulullah S.A.W bersabda : Apabila seseorang dari umatku membaca ayat Kursi 12 kali, kemudian dia berwudhu dan mengerjakan sholat subuh, niscaya Allah akan menjaganya dari kejahatan syaitan dan derajatnya sama dengan orang yang membaca .
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/495
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/527
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/686
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/756
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/91
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/651
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/115
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/152
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/727
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/526
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/490
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/233
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/715
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/386
  • x2c5h1h5f7.pages.dev/279
  • pengasihan surat al an am ayat 103